Khasiat Dzikir – Hadits Ke-8

Dari Abu Hurairah r.a. dan Abu Said r.a., keduanya bersaksi bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada suatu kaum yang duduk berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat akan mengerumuninya dan mereka akan dinaungi rahmat, dan diturunkan ketenangan jiwa kepada mereka, dan Allah membanggakan mereka di depan majelis-Nya.” (Ibnu Abu Syaibah, Ahmad).

Abu Dzar r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu, bertakwalah kepada Allah, karena ia adalah induk segala urusan. Dan selalulah membaca Al-Quran dan berdzikir kepada Allah, karena dengannya namamu akan diingat di langit dan menyebabkan nur terpancar bagimu di bumi.” (Thabrani) Perbanyaklah waktu diam. Janganlah berbicara kecuali kebaikan, sebab itu akan melindungi dari gangguan syaitan dan memudahkan pengamalan agama. Jangan terlalu banyak tertawa, karena hati akan mati dan memudarkan nur wajah. Teruslah berjihad, sebab itu kebanggaan umatku. Cintailah orang miskin, perbanyaklah duduk bersama mereka. Perhatikanlah kaum dhu’afa dan jangan sering memandang orang yang lebih tinggi derajatnya darimu, sebab dapat membuatmu tidak mensyukuri nikmat Allah terhadapmu. Sambunglah tali kekeluargaan, walaupun mereka memutuskannya. Katakanlah yang benar, walaupun pahit. Jangan hiraukan hinaan dalam bermu’amalah dengan Allah. Pandanglah aib sendiri, jangan memandang aib orang lain. Janganlah marah atas kesalahan orang lain, sedangkan kita juga melakukannya. Hai Abu Dzar, tidak ada kecerdasan yang melebihi perencanaan yang baik. Dan menghindari perkara yang dilarang adalah ketakwaan yang paling baik. Selain akhlak yang mulia, tidak ada kemulian yang melebihinya.”

Faedah

Makna ‘sakinah’ ialah diam dan tenang, dapat juga diartikan suatu rahmat yang khusus. Terdapat bermacam-macam penafsiran tentang rahmat, sebagaimana yang telah ditulis secara ringkas dalam risalah 40 hadits yang telah saya tulis dalam Fadhail Al-Quran. Imam Nawawi rah.a berkata, “Sakinah adalah sesuatu yang istimewa, mencakup ketenangan, rahmat, dan sebagainya, yang diturunkan bersama para malaikat. Allah membanggakan hal itu di hadapan para malaikat. Salah satu sebabnya ialah karena ketika Adam a.s. diciptakan, para malaikat berkata bahwa manusia hanya akan membuat kerusakan di muka bumi ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lalu. Kedua, karena para malaikat telah diciptakan khusus untuk beribadah dan taat. Mereka tidak memiliki unsur maksiat. Sedangkan manusia mempunyai kedua unsur yang menyebabkan kelalaian dan ketidaktaatan. Syahwat dan kelezatan adalah bagian dalam kehidupan manusia. Untuk beribadah, manusia harus berjuang menghindari rintangan dan kemaksiatan terlebih dahulu.

Tentu, yang demikian itu akan lebih utama. Sebuah hadits menyebutkan bahwa setelah Allah menciptakan surga, Allah memanggil Jibril a.s., dan berfirman kepadanya, “Lihatlah di dalamnya, lalu datanglah ke sini.” Jibril menjawab, “Ya Allah, demi kemuliaan-Mu, jika manusia mendengar dan mengetahui isinya, maka seluruh manusia akan berusaha memasukinya agar dapat menikmati segala kelezatan, ketenangan, kesenangan, dan kenikmatan di dalamnya. Setelah meyakininya, siapakah yang tidak akan berusaha memasukinya?” Kemudian Allah menutupi jalan ke surga dengan berbagai kesusahan, seperti; shalat, puasa, jihad, haji, dan sebagainya. Barangsiapa menjaga amal-amal tersebut, niscaya dapat memasuki surga. Lalu Allah berfirman kepada Jibril, “Lihatlah surga sekarang.” Setelah melihatnya, Jibril menjawab, “Ya Allah, jika demikian aku khawatir tidak akan ada manusia yang bisa memasukinya.” Demikian pula Allah menciptakan neraka. Jibril dipanggil dan disuruh melihat neraka, setelah Jibril melihat isi neraka yang penuh siksa, musibah, kekejian, dan segala kesusahan, maka Jibril berkata, “Ya Allah, demi kemuliaan-Mu, jika manusia mengetahui hal ini, tentu tidak akan ada yang mau memasukinya.” Lalu Allah menutupi neraka dengan segala kesenangan dunia, zina, khamr, kezhaliman, melalaikan perintah Allah, dan sebagainya. Lalu Allah berkata kepada Jibril, “Sekarang lihatlah.” Setelah melihatnya, Jibril berkata, “Ya Allah, jika demikian, aku khawatir tidak ada seorang pun yang dapat terbebas darinya.”

Itulah sebabnya orang yang mentaati Allah dan menghindari dosa patut mendapatkan pujian, sehingga Allah membanggakannya. Para malaikat yang disebutkan di dalam hadits di atas, juga di dalam hadits-hadits lainnya, adalah serombongan malaikat yang bertugas khusus. Mereka mendatangi majelis-majelis dzikrullah dan majelis-majelis yang di dalamnya disebut nama Allah, lalu mereka ikut mendengarkannya. Nabi saw. bersabda, “Ada satu jamaah malaikat yang khusus berkeliling mencari majelis-majelis dimana nama Allah disebutkan di dalamnya. Jika ditemukan, mereka akan memanggil teman-teman mereka, “Mari, di sinilah tempat yang kalian cari.” Lalu seluruhnya akan berkumpul, bertumpuk hingga ke langit sebagaimana yang akan dijelaskan dalam Bab III, pasal II, hadits ke-14 mendatang.